Hanya butuh waktu dua jam dari kota Bangkok, untuk menjelajahi kota tua Ayutthaya, Thailand. Phra Nakhon Si Ayutthaya atau Kota Ayutthaya yang sarat akan cerita Kerajaan Siam (sebelum berganti nama menjadi Thailand) terbesar yang merupakan Ibukota Siam sebelum dipindahkan ke Bangkok. Ayutthaya memiliki keunikan sejarah tersendiri, baik tempat wisata maupun kulinernya. Konon, Ayutthaya menyimpan berbagai peninggalan bersejarah kota terbesar kedua dari kerajaan Siam, yang sekarang namanya menjadi Thailand.
Sejarah Ayutthaya
Merupakan kota kuno yang didirikan pada tahun 1350. Kerajaan ini sangat terkenal abad 16 dan 17 sebagai salah satu pusat perdagangan penting di Asia, sehingga mendapat julukan “Venesia dari Timur”. Berbagai candi dan patung Budha menghiasi hampir setiap sudut kota Ayutthaya. Di antaranya yang paling menarik adalah patung Budha Luang Phor Thuad/Sum Pao Kong, dengan tinggi 19 meter berada di area Candi Wat Phanan Choeng, didirikan tahun 1324, sebelum berdirinya Kota Ayutthaya, dimana posisi patung Budha tersebut menunduk, yang artinya menundukan kejahatan atau dikenal sebagai penghormatan ke bumi.
Kota Ayutthaya dikelilingi oleh tiga sungai, yaitu Sungai Pasak, Sungai Chao Praya dan Sungai Lopburi. Ketiga sungai itu berhubungan satu dengan yang lain, sehingga menjadi kanal-kanal yang menutupi seluruh kawasan kota kuno tersebut dengan air sungai. Keadaan perairan sungai ini sengaja dibuat untuk menyulitkan serangan musuh. Oleh karena itu, sebelum dibangun jembatan, angkutan air merupakan satu-satunya alat transportasi menuju Ayutthaya.
Selama lebih dari 400 tahun menjadi pusat pemerintahan negeri gajah putih Siam, dimana akhirnya pada abad ke 18, kerajaan di kota ini diserbu oleh tentara Burma, yang mengakibatkan nyaris hancur berantakan kerajaan di Ayutthaya, dengan meninggalkan banyak sisa pagoda dan candi yang megah. Sisa pagoda dan candi-candi tersebut dapat dinikmati hingga sekarang menjadi salah satu pilihan wisata bersejarah yang sangat unik di negara Thailand. Pada tahun 1991, UNESCO menetapkan bahwa peninggalan arkeologis Ayutthaya sebagai situs warisan dunia.
Nikmatnya Kuliner di Ayutthaya
Yuk kita mulai jelajah kuliner dipagi hari! Diusahakan berangkat dari Bangkok sebelum pukul 7.30, sehingga dapat menikmati berbagai panganan nikmat khas Ayutthaya, mulai dari sarapan pagi hingga makan malam. Kita mulai dari sarapan pagi di Baan Kao Nhom, menikmati secangkir kopi panas atau dingin yang harum dan nikmat ditemani aneka kue – kue tradisional khas Thailand dan beberapa camilan nikmat kota Ayutthaya.
Perjalanan kuliner kita lanjutkan ke Roti Sai Mai Bangmat, berbentuk dadar gulung yang sangat tipis, lembut dan wangi pandan (penampakannya seperti crepes) dengan isian arum manis atau rambut nenek. Camilan khas Ayutthaya yang satu ini tidak boleh dilewatkan saat kamu ke Ayutthaya. Dan yang lebih seru lagi, saat kita menyaksikan proses pembuatannya yang sangat tradisional dan unik di daerah Uthong Road.
Sebelum kita melanjutkan makan siang, kita dapat menyaksikan beberapa peninggalan pagoda dan candi-candi yang sarat dengan sejarah berdirinya kota kuno Ayutthaya, seperti Wat Mahathat, Wat Rachaburana, Wat Phra Si Sanphet, dan masih banyak pilihan candi lainnya. Setelah itu waktunya kita makan siang ya… Pilihan kita di Grand Chaopraya Restaurant, menikmati seafood yang lezat di pinggir sungai Chaopraya, jika kamu beruntung bisa menyaksikan permainan Jet Ski ditengah semilir angin sejuk sungai Chaopraya. Kuliner lainnya yang harus di coba di Ayutthaya adalah Somtum Sukunya, Klong Srabua Boat Noodles, cicipi juga food street di Ayutthaya Floating Market dan Wang Chan Kasem Night Market. Kangen ke Thailand? #nantikethailandlagi
Comments