Sebagai pecinta drama Korea dan kuliner Korea pasti sudah tidak asing dengan Rabokki. Sajian yang bikin ngiler ini sering muncul di drama-drama Korea, Rabokki adalah salah satu street food Korea yang sangat populer dan nikmat. Rabokki adalah kombinasi mie ramen dan dukboki (tteokbokki) yang dikenal juga sebagai rice cake atau kue beras.
Biasanya Rabokki dibeli dari pedagang kaki lima atau pojangmacha (restoran tenda kecil di atas roda, atau warung pinggir jalan). Awalnya disebut tteok jjim dan merupakan hidangan rebus gurih dari irisan kue beras, daging, telur, dan bumbu dengan kuah kental berwarna merah dan bercitarasa pedas dan manis.
Berdasarkan sejarah, Dukboki sendiri adalah salah satu hidangan istana kerajaan saat di jaman dinasti Joseon. Namun ada banyak hipotesis bagaimana sajian ini berasal, namun menurut sejarah tteokbokki pertama kali muncul dalam buku masak berjudul Siui Jeongseo yang ditulis pada akhir dinasti Joseon.
Namun, berdasarkan fakta bahwa tteok, bahan utama sajian ini yang juga dikenal sebagai kue beras diproduksi bahkan sebelum periode Tiga Kerajaan, dapat diasumsikan bahwa sejarahnya lebih jauh dari yang sudah diperkirakan sebelumnya. Tteokbokki juga dapat ditemukan dalam catatan medis, sebuah buku berjudul Shingnyo Chanyo yang ditulis oleh Jeon Sunui, seorang petugas medis di dinasti Joseon pada 1460. Tujuan dari buku ini adalah untuk menyembuhkan orang melalui makanan dan tteokbokki adalah salah satunya. Tteokbokki juga merupakan bagian dari salah satu sajian istana kerajaan Korea di dinasti Joseon.
Tteokbokki versi modern berwarna merah dan pedas, sedangkan versi aslinya berwarna cokelat dan polos. Disebut gungjung tteokbokki atau Istana Tteokbokki. Seperti namanya, gunjeon tteokbokki adalah contoh utama masakan haute Korea. Sajian ini terdiri dari kombinasi tteok, daging, sayuran, dan berbagai jenis bumbu.
Setelah pengenalan gochujang, pasta pedas Korea yang terbuat dari cabai difermentasi karena pengaruh Jepang di dinasti Joseon ini, tteokbokki menjadi berwarna merah dan bercitarasa pedas. Diyakini bahwa transisi utama dari tteokbokki polos ke pedas terjadi selama tahun 1950-an setelah kemerdekaan Korea.
Setelah Perang Korea, tteokbokki menggunakan gochujang, pasta pedas yang difermentasi yang terbuat dari cabai, bersama dengan otak-otak ikan sebagai tambahan paduanya. Bahan lain yang ditambahkan ke tteokbokki adalah telur rebus, mandu goreng (pangsit Korea), sosis, ramyeon (yang kemudian menjadi rabokki/labokki ), berbagai sayuran, dan keju.
Saat ini, banyak jenis tteokbokki yang populer seperti seafood tteokbokki, atau tteokbokki nasi. Teokbokki yang terbuat dari tepung cukup populer di masa-masa awal, tetapi tteokbokki dari beras ketan lebih populer akhir-akhir ini. Tteokbokki juga dijual dengan tusuk sate yang disebut Tteok kkochi. Tteok kkochi ini kebanyakan digoreng daripada direbus dan sausnya juga sedikit berbeda. Ada banyak lagi perpaduan tteokbokki yang berbeda, seperti tteokbokki kari, tteokbokki seafood, pasta tteokbokki, tteokbokki keju, tteokbokki ayam, dan masih banyak lainnya. Tinggal kamu pilih favorit untuk kamu coba, saat nanti kamu berkunjung ke Korea setelah pandemi berakhir.
Foto-foto: Dok.Getty Images
Comments