top of page
Maria Yuliana Kusrini

Cocoa Life, inisiatif Mondelez Untuk Keberlanjutan Sektor Kakao di Tanah Air 

Mondelez International menggelar Cacao Life, workshop bertema ‘Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan’ di penghujung tahun 2024 lalu. Program keberlanjutan ini dilangsungkan sebagai bentuk inisiatif Mondelez untuk mendorong upaya perlindungan hutan dan praktik berkebun kakao berkelanjutan di Indonesia.



Sampai saat ini, permintaan pasar internasional akan kakao sebagai salah satu komoditas perkebunan sangatlah tinggi dan menjanjikan. Meski demikian, berbagai tantangan kerap mengancam kebun kakao di Indonesia. Salah satunya dikarenakan masalah perubahan iklim yang paling berdampak pada turunnya kesejahteraan petani kakao. 


“Mondelez International melalui Cocoa Life telah mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk memberikan dukungan kepada petani guna membantu pelestarian hutan dan penerapan praktik agroforestri. Oleh karena itu, melalui workshop ini kami ingin meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan dan komunitas tentang pentingnya perlindungan hutan, serta mendorong adopsi praktik berkebun kakao yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami berharap peserta dapat lebih memahami prospek dari penerapan agroforestri di kebun kakao guna meningkatkan hasil panen kakao dan kesejahteraan petani,” jelas Andi Sitti Asmayanti selaku Director Sustainability, South East Asia, Mondelez International.


Cocoa Life adalah program keberlanjutan kakao dari Mondelez International yang telah hadir sejak 2012. Program ini memiliki tujuan untuk menjadikan sumber kakao lebih berkelanjutan di negara-negara penghasil kakao utama. Program ini berfokus pada tiga hal utama yakni untuk membantu mengembangkan bisnis kakao yang lebih menguntungkan bagi komunitas petani, membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas kakao, dan membantu melindungi dan memulihkan hutan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan penyadartahuan praktik budidaya kakao yang baik, salah satunya termasuk praktik agroforestri. Cocoa Life hadir di delapan negara penghasil kakao, yakni Ghana, Pantai Gading, Indonesia, India, Brasil, Nigeria, Kamerun, dan Ekuador. 

  



Agroforestri di kebun kakao sendiri merupakan salah satu cara berkebun dengan memadukan tanaman non-kakao di sekitar dengan tanaman kakao. Tanaman lain yang dimaksudkan seperti tanaman buah (kelapa, durian, alpukat), pohon jati, pohon sengon. Penanaman itu dilakukan dengan tujuan untuk menaungi tanaman kakao dari intensitas sinar matahari secara langsung sehingga tidak berdampak langsung pada perubahan iklim. Upaya ini juga dapat membantu peningkatkan kesejahteraan petani melalui sumber pendapatan baru.

 

Mengapresiasi upaya Cocoa Life dalam mendorong praktik berkebun kakao berkelanjutan, Merijanti Punguan Pitaria selaku Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, mengungkapkan bahwa industri kakao memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, baik dari sisi sektor industri maupun kesejahteraan petani. 


“Industri kakao di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi nasional. Kami berharap, berbagai inisiatif yang dihadirkan oleh Cocoa Life ini bisa berdampak positif bagi pendapatan petani kakao dan sekaligus juga menjadi inspirasi bagi berbagai pihak lainnya untuk turut mendukung penguatan posisi Indonesia dalam industri kakao global,” pungkas Merijanti.

bottom of page