top of page

Aksi ‘3 Langkah Maju’ Diluncurkan Sarihusada dan Alodokter 

Maria Yuliana Kusrini

PT Sarihusada Generasi Mahardhika atau Sarihusada mendukung pemerintah dalam usaha pencegahan stunting di Indonesia. Maka dari itu, Sarihusada menjalin kolaborasi dengan Alodokter untuk melakukan edukasi dan screening atau skrining stunting yang ditargetkan bisa menjangkau sejuta anak. Kegiatan yang diberi nama '3 Langkah Maju' untuk mendukung Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) itu pun sekaligus dalam momentum peringatan Hari Gizi Nasional 2025.

 


Sampai saat ini, masalah stunting masih menjadi masalah besar yang dihadapi anak Indonesia. Padahal, stunting bisa menjadi salah satu permasalahan yang dapat menghambat tumbuh kembang dan potensi optimal anak-anak sebagai penerus generasi bangsa Indonesia. Sehingga permasalahan itu pun dapat menghambat terwujudnya generasi emas 2045. Maka dari itu, masalah stunting pun harus dibereskan secara cermat dan serius. 


Dalam penanganan stunting, Sarihusada memiliki gerakan bernama ‘Generasi Maju Bebas Stunting’ atau (GMBS) yang dikembangkan bersama Alodokter sejak tahun 2023. Gerakan itu pun telah menjangkau lebih dari 8.000 penerima manfaat dengan melakukan skrining status gizi anak di 50 titik lokasi di Indonesia. Pada tahun 2025 ini, kolaborasi kembali dilakukan bersama Alodokter sebagai salah satu mitra Sarihusada yang memiliki visi yang sama, yakni mendukung kesehatan anak Indonesia. Hal itu diwujudkan dengan meluncurkan kampanye aksi “3 Langkah MAJU (3LM)” yang masih menjadi bagian GMBS. 


Kampanye 3LM ini dilakukan untuk memperluas jangkauan skrining status gizi anak dengan target 1 juta anak di tahun 2025 yang akan digelar di seluruh wilayah di Indonesia. Aksi 3LM dilakukan melalui pengukuran tinggi dan berat badan anak secara teratur, mengajak konsultasi ke dokter dan upayakan beri nutrisi teruji klinis. Diharapkan dengan melakukan aksi itu, maka masalah stunting di Indonesia akan mengalami penurunan.



“Salah satu faktor yang dapat menyebabkan stunting adalah rendahnya pemahaman orang tua tentang stunting. Sehingga kurang diperhatikannya asupan ibu selama masa kehamilan dan asupan anak. Mulai dari kecukupan ASI dan praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat. Skrining dan rujukan sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). Sebab itu, skrining dini menjadi kunci dalam deteksi awal. Hal itu mencakup pengukuran tinggi, berat badan, dan penilaian status gizi untuk memastikan anak tumbuh sesuai standar. Dengan deteksi dini memungkinkan penanganan tepat, mengurangi risiko komplikasi, dan memastikan anak mendapatkan perawatan optimal. Sedangkan rujukan terapi stunting memastikan anak menerima intervensi yang tepat, seperti suplementasi gizi, perubahan pola makan, dan pemantauan intensif,”  ungkap dr. Novitria Dwinanda, SpA(K) selaku Dokter Spesialis Anak.


Comments


bottom of page